Senin, 13 September 2010

Menjelang Hari Lebaran

Di Kota Nganjuk, tepatnya di Barong pada hari ketiga sebelum Lebaran, terjadi sebuah hal yang sangat menggemparkan masyarakat. Kejadian ini berhubungan dengan Kepolisian RI. 
 
Hari Ketiga sebelum Lebaran itu adalah saat dimana ramai-ramainya orang mudik dari berbagai daerah. Berbagai jenis kendaraan berlalu lalang di jalan raya. Apalagi jalan raya yang merupakan jalan utama yang menghubungkan daerah satu ke daerah yang lain. 
 
Aparat Kepolisian harus bekerja keras untuk mengatur lalu lintas di jalan yang sangat padat tersebut. Tidak peduli harus berdiri di bawah teriknya Matahari yang sangat panas pada bulan ini. Walaupun begitu kerasnya mereka melayani masyarakat, kadang kala juga ada masyarakat yang tidak enak membicarakan tentang Polisi.
 
Ceritanya bukan itu O.o
Ini Ceritanya ( kata ebes saya ) . . ..

Kendaraan banyak sekali yang lewat di hari itu. Mobil, motor, bis, da sepeda pun juga ada. Truk tidak ada karena sudah ada peraturan kalau truk tidak boleh lewat di jalan raya pada hari Mudik ( kalau Bis, saya kurang tahu O.o ). Seorang polisi mengatur lalu lintas di tengah jalan dan di antara para pemudik yang belalu lalang di jalan tersebut.
 
Polisi tersebut mengatur jalan dengan alat yang selalu di bawanya, yaitu peluit dan tongkatnya. 
Ternyata pada hari itu, masih ada Truk yang masih beroperasi di jalan raya ( terlalu pintar, sampai tidak mengikuti peraturan ). Dengan bodinya yang sangat besar tersebut, membuat jalanan semakin penuh saja. 
Karena tidak sabaran, sopir truk tersebut memanfaatkan bodi truknya yang besar untuk mencari jalan yang mudah agar tidak berjalan dengan lambat.
 
Namun nasib buruk berpihak kepada sang sopir yang ugal-ugalan itu ( dan sok pintar O.o ). Karena nasib buruk yang menimpa sang sopir, membuat orang lain menerima getahnya yang melebihi parahnya nasib yang di terima sopir.
 
Karena ketidak sabaran sopir truk itu, sopir truk itu mendahului mobil yang ada di depannya tanpa melihat kalau di depan ada pertigaan. Di tengah-tengah pertigaan itu, berdirilah seorang Polisi tadi. Dengan lajunya, truk yang di kendarai oleh sopir tadi menghantam tubuh sang Polisi yang mengatur lalu lintas di situ. Sang Polisi pun terpental, dan jatuh dengan kepala dahulu. Setelah kejadian itu, Polisi itu di bawa ke RS. Bhayangkara ( tidak tahu pastinya, Bhayangkara Kediri atau Nganjuk ). 
 
Namun nyawanya tidak terselamatkan setelah beberapa jam. Jenazahnya oleh aparat Kepolisian di bawa ke kediamannya di Baron, Nganjuk. Menurut cerita juga, jenazahnya akan di makamkan di Pace, Nganjuk ( kalau tidak salah dengar sich ). Sang Polisi malah mendapat nasib yang mengenaskan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
 
Beberapa hari ini saya ketahui, bahwa Polisi tersebut mempunyai 4 anak yang masih sangat kecil-kecil. Yang paling besar masih berumur kurang lebih 8 tahun. Betapa sedihnya hati istri dari Polisi tersebut setelah mendengar berita itu ( pembaca pasti bisa merasakannya sendiri ).
 
Sedangkan sopirnya, mungkin akan menjalani hukuman di dalam sel penjara. Karena Polda Jatim langsung turun tangan untuk melihat kejadiannya Di Nganjuk.

Begitulah cerita yang saya dengar samar-samar dari orang-orang. Saya juga tidak tahu kebenarannya bagaimana.
 
Jaga diri baik-baik pada bulan yang Suci ini :-) . Walau terkadang, malah orang yang membuat kita celaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar